Kalamakan.com – Tentu saja, nasi padang atau rumah makan padang tidak asing di telinga kita. Makanan favorit penyanyi cantik dan berbakat Isyana Sarasvati ini ada di mana-mana dan termasuk makanan favorit banyak orang, tidak hanya Isyana.
Akan tetapi, pernahkah kita berpikir mengapa disebut nasi padang? Atau rumah makan padang? Mengapa tidak disebut nasi Minang atau rumah makan minang? Mengingat Minangkabau terdiri dari banyak daerah lainnya dan Padang hanyalah sebagian kecil wilayah.
Membicarakan, mengapa disebut nasi padang, barangkali dapat dikaitkan dengan persoalan food and culture. Makanan dapat dijadikan sebagai penegasan identitas budaya tertentu.
Makanan dapat pula menggemakan identitas yang berbeda antara satu budaya dengan budaya yang lainnya. Hal seputar itu pulalah yang diasumsikan terkait dengan penamaan nasi padang.
Mengutip greatnesia.id, menurut pemaparan Suryadi Sunuri sebagai dosen dan peneliti dari Universitas Leiden, nama Restoran Padang atau Rumah Makan Padang pada awalnya ditemukan pada tahun 1937 pada sebuah iklan di surat kabar. Iklan tersebut berasal dari pemilik rumah makan padang bernama Ismael Naim.
Pada iklan itu digunakan kata Padangsch-Resrtaurant, istilah yang lebih dikenal di daerah perantauan pada masa itu. Suryadi Sunuri menyimpulkan bahwa perantau Minang menggunakan istilah tersebut pada masakan Minangkabau yang mereka jual.
Dari penamaan itu pula dapat dilihat bahwa para perantau Minang membawa serta ingatan tentang adat istiadat dan budayanya untuk direproduksi sekaligus menunjukkan identitas diperantauan. Terkait food and culture tadi, sebagai komponen budaya, makanan memiliki peran penting dalam membentuk kelompok budaya.
Berdasarkan penamaan nasi padang dan rumah makan padang dapat dilihat telah terjadinya reifikasi. Makanan sebagai bagian dari etnis dipahami dengan cara yang salah secara konkret sebagai yang alami.
Masakan dan makanan khas Minangkabau yang beragam diarahkan pada sifat sederhana sehingga makanan Minang lebih dikenal melalui rumah makan Padang. Meskipun demikian, penamaan tersebut tidak mengurangi cerminan budaya Minangkabau melalui nasi padang atau rumah makan padang.
Selain populer berdasarkan penggunaan kata Padangsch-Restaurant, asal mula penyebutan nasi padang dan rumah makan padang juga dapat dilihat dari peristiwa sejarah lain. Dilansir dari bbc.com, disebutkan bahwa Rumah makan padang adalah penamaan kontemporer yang mulai populer di akhir 1960-an.
Nasi Padang dan Peristiwa PRRI
Penyebutan “Padang” juga dikatakan terkait dengan peristiwa Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatra Barat. Peristiwa tersebut menyebabkan perubahan identitas yang dilakukan oleh orang Minang termasuk dari segi penamaan.
Mengutip hasil wawancara BBC bersama Profesor Gusti Asnan, dikatakan bahwa setelah PRRI berakhir, pemerintah pusat berusaha untuk menghapus semua yang terkait dengan peristiwa tersebut. Penghapusan itu pun berdampak pada identitas orang Minang yang terkait dengan PRRI untuk dihapus secara penuh.
Oleh karena itu, pada 1960-an tersebut terjadi eksodus besar-besaran dari Minangkabau ke daerah lain. Para perantau itu kemudian mengganti sebutan etnik Minangkabau menjadi Padang untuk menghindari anggapan keterkaitan dengan PRRI.
Baca juga: Resep Rendang Suwir Khas Padang yang Enak dan Sederhana
Gusti Asnan menjelaskan bahwa rumah makan Minangkabau di luar Sumatra Barat sebetulnya telah ditemukan sejak awal abad ke-20. Akan tetapi, persebarannya semakin meluas antara 1960-an akhir hingga 1970-an. Persebaran tersebut terkait dengan eksodus setelah berakhirnya PRRI di masa itu.