Kalamakan.com – Ramai di twitter soal perdebatan cara makan masing-masing etnis di Indonesia. Perdebatan itu bermula dari cuitan seorang pengguna twitter yang mengeluhkan porsi soto yang ia pesan hanya terdapat berisi sedikit irisan daging. Ia juga mengatakan harga lauk pendamping soto tersebut memiliki harga empat kali lipat dari harga soto.
“Mengapa soto daging di jawa bagian tengah itu dagingnya cuma 4 iris? Lalu makanin lauk lain di depannya yang harganya 4x lipat harga sotonya? Orang Sumatera cem aku kenot rilet. Kami makan soto isian melimpah ruah. Titik!” cuit akun Lailadimyati.
Cuitan tersebut viral karena banyak akun yang menanggapi jika cara makan orang Sumatera yang makan dengan banyak lauk dan cenderung bermewah-mewahan ketika makan. Dari sana juga melebar pada porsi nasi padang dan cara makan orang Minang. Lalu bagaimanakah kebiasaan makan orang Minang?
Baca juga: Kenapa Bernama Nasi Padang?
Apakah kamu membayangkan meja makan setiap rumah orang Minang dipenuhi dengan banyak piring kecil berisi lauk yang berbeda seperti rumah makan padang? Penelitian berjudul “Contemporary Minangkabau food culture in West Sumatra, Indonesia” yang ditulis oleh Nur I Lipoeto dkk menjawab pertanyaan tersebut.
Menu makan rumahan ala Orang Minang
Dalam penelitian tersebut, diuraikan menu makanan sehari-hari orang Minang di Sumatera Barat yang terbagi atas 3 kali waktu makan, yaitu sarapan, makan siang, dan malam. Saat sarapan, pilihan hidangan yaitu makanan manis atau makanan citarasa pedas.
Selain itu, menu sarapan biasanya yang dimasak siang hari sebelumnya atau makan malam yang bersisa. Menu sarapan dengan cita rasa pedas misalnya lontong sayur. Sedangkan menu manis yaitu goreng pisang dengan ketan putih atau hitam dengan parutan kelapa yang ditaburi gula. Ada juga kacang hijau yang dimasak dengan santan dan gula merah.
Untuk penambah tenaga, biasanya kaum laki-laki juga menyeruput teh telur ketika makan pagi. Teh telur merupakan adukan telur mentah dan gula yang disiram dengan teh pekat yang panas.
Sementara itu, menu makan siang dan makan malam hampir sama. Makan siang dianggap sebagai makanan terpenting dalam sehari bagi orang Minangkabau. Komponen inti dari makan siang dan makan malam adalah nasi. Makanan kaya karbohidrat lainnya termasuk singkong, jagung, sagu atau mie, meskipun dianggap sebagai makanan ringan.
Untuk lauk dan sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Minangkabau setiap hari adalah ikan. Dalam penelitian ini, peserta di tiga dari empat desa penelitian Kubang, Kalumbuk, dan Naras melaporkan mengonsumsi ikan 4–6 kali seminggu. Di wilayah pegunungan di Sumatra Barat sebagian besar keluarga memiliki kolam ikan.
Sementara di wilayah pesisir seperti Naras, ikan segar tersedia dengan mudah. Sementara desa yang jauh dari pantai seperti Kalumbuk karena kurangnya jumlah tangkapan ikan dari sungai, masyarakat Kalumbuk menggunakan sumber protein lain dalam makanan mereka, termasuk tahu (berbasis kedelai) atau tempe (kedelai yang difermentasi) dan telur.
Di desa Pincuran, yang penduduknya tidak memiliki kolam ikan dan jauh dari pantai, ikan segar dimakan sekitar 2-3 kali dalam seminggu dan ikan asin lebih sering dikonsumsi. Sumber protein tadi dimasak dengan menggunakan santan dan balado.
Santan memang memegang peranan penting dalam hidangan makanan orang Minang. Santan dipercaya dapat meningkatkan cita rasa makanan. Untuk membuat masakan, kelapa diperas untuk diambil airnya dan dagingnya dimasak dengan ikan, sayuran, daging atau ayam.
Hidangan tersebut juga dilengkap dengan sayur. Sayur biasanya dikonsumsi dua hingga tiga kali sehari. Sayuran berdaun hijau, seperti kangkung, bayam, dan daun singkong. Sayuran lain yang biasa ditemukan di rumah tangga antara lain mentimun, kacang panjang, kubis, nangka muda, labu, kembang kol, wortel, dan tauge.
Makanan pelengkap dan makanan waktu khusus
Sementara itu, untuk buah-buahan, konsumsi buah bukanlah kebiasaan makanan tradisional bagi kebanyakan orang Minangkabau. Namun, Buah dikonsumsi sebagai makanan ringan hanya jika tersedia. Di musim ramai beberapa buah-buahan, seperti mangga, rambutan, dan duku. Serta buah yang tersedia tersedia sepanjang tahun seperti pisang, pepaya, dan jeruk.
Baca juga: Masakan Minang Tidak Mengenal Saus, Bagaimana Terciptanya Saus Padang?
Lalu di mana posisi rendang dan olahan daging lainnya yang lazim ditemukan di rumah makan Padang? Daging terutama disiapkan untuk acara-acara khusus. Biasanya dimasak 4-5 kali dalam setahun, yaitu awal dan akhir Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri, peringatan hari lahir Nabi Muhammad, dan pada hari haji. Rendang merupakan salah satu makanan adat bagi masyarakat Minangkabau yang disajikan dalam acara adat dan telah diidentifikasi sebagai salah satu ciri khas budaya Minangkabau. Rendang dan olahan daging lainnya jarang sekali ditemukan sebagai makanan sehari-hari. [son]