Kalamakan.com – Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan menyicip durian rimba atau durian daun. Disebut durian rimba, karena durian jenis ini memang banyak tumbuh di rimba atau di tengah hutan.
Salah satunya di rimba Sungai Terap, Desa Jelutih, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.
Durian rimba diberikan oleh orang rimba sebagai oleh-oleh ketika hendak pulang. Lembaga tempat saya bekerja memberikan pendampingan kepada kelompok Orang Rimba atau yang disebut juga dengan Suku Anak Dalam.
Durian rimba memiliki beberapa perbedaan dari durian pada umumnya. Durian ini cenderung lebih kecil, ukuran durian rimba yang sudah matang hanya sebesar kepalan tinju orang dewasa.
Selain itu, durian ini memiliki duri kulit yang lebih panjang dan lebih runcing.
Cara membuka durian ini juga berbeda, jika biasanya membuka durian kita akan mencungkil bagian ujung durian. Lalu membelah mengikuti celah setiap ruang-ruang durian.
Nah bentuk duri durian rimba yang lebih rapat, tidak mungkinakan membuka durian dengan ujung pisau. Cara membuka durian rimba cukup dengan membelah 2 bagian durian.
Ukuran durian yang kecil oleh karena itu tidak perlu membelah berdasarkan ruang-ruang biju durian. Begitu dibelah, kita bisa langsung menyantap durian ini.
Daging durian daun lebih tipis dengan warna daging kuning cerah. Namun, meski sangat tipis. Rasa durian ini jauh lebih manis dibandingkan dengan durian jenis lain.
Rasa manis dan legit durian ini terasa berbeda. Sekilas mengecap durian ini, rasa manis yang timbul mirip dengan rasa manis pada buah leci.
Untuk kamu yang penyuka rasa yang betul-betul manis, mungkin akan suka pada durian ini.
Namun bagi kamu yang tidak terlalu bisa makan makanan manis, mungkin rasa manis pada durian ini terlalu giyung untuk kamu.
Akan tetapi, tidak ada salahnya sesekali menyicip durian jenis ini.
Karena tumbuh liar di hutan dan durian ini cukup sulit ditemukan di tempat penjual durian. Kalau pun ada, biasanya harus dipesan terlebih dahulu.